Sabtu, 10 Oktober 2020

Menyikapi Patah Hati



Kurasa setiap dari kita sudah mempunyai caranya masing-masing untuk menyikapi patah hati, ada yang dengan sengaja membiarkannya saja hingga habis dimakan waktu.
Ada yang menghabiskan waktunya untuk menangis sambil meratapi, hingga air mata nya sudah terkuras habis barulah ia menyadari itu hanya sia-sia saja. 

Dan aku memilih mencari pelarian dengan menulis, menyimpannya dengan baik dalam tulisan. Hingga nanti ketika hatiku sembuh aku akan tertawa membaca tulisanku tentangnya.
Kebiasaanku memanglah begitu, entah kenapa setiap ada bagian hatiku yang retak, aku hanya ingin mengumpulkan diksi-diksi sepanjang hari, memperindah rasa sakit dengan puisi, agar meminimalisir rasa sakitnya.

Patah hati bagiku adalah puing-puing imaji, beterbangan seperti burung yang kehilangan tempat berteduh. Walaupun begitu, aku tidak apa-apa, aku ini kan seperti burung, aku akan terbang lagi sejauh yang aku bisa untuk menemukan tempat pulangku. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memeluk Diri

Sore kemarin aku pergi ke sebuah cafe dengan membawa kenangan bersamamu.  Seorang pelayan yang mengantarkan ku pesanan. Bertanya padaku, sen...